duniaunggas.com – Berbicara tentang jenis puyuh tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan telur yang dihasilkan puyuh ini menjadi salah satu menu favorit masyarakat Indonesia, baik telur sebagai konsumsi dan dagingnya juga tidak kalah enak dengan menu unggas lainnya. Namun pada umumnya masyarakat Indonesia lebih cendung memelihara puyuh yang khusus bertelur. Yang mana tujuan utama adalah menjual telurnya dan sebagai pendapatan harian. Berikut ada beberapa jenis burung puyuh yang biasa dipelihara masyarakat Indonesia, baik menghasilkan telur maupun daging.

Jenis puyuh lokal

Courtunix Japonica

Beberapa jenis puyuh yang biasa dipelihara :

Puyuh Lokal

Puyuh dengan jenis Courtunix Japonica  : Puyuh jenis ini biasa juga disebut dengan puyuh lokal. Puyuh ini memiliki ukuran tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan puyuh lainnya. Warna bulu pada puyuh ini berwarna coklat agak gelap. Konsumsi pakan pada puyuh ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan puyuh lainnya. Konsumsi harian pada puyuh ini berada di 20 gram hingga 22 gram perekor perhari. Riwayat produksi  250 butir hingga 300 butir pertahun. Masa produksi relatif sama dengan puyuh petelur lainnya.

Puyuh Auntumn

Puyuh dengan jenis Coutunix Japonica Auntumn : Puyuh yang satu ini juga tidak kalah banyak dipelihara di masyarakat Indonesia. Ukuan tubuh puyuh ini sedikit lebih besar dari jenis lokal, namun belum jauh berbeda ukuran tubuhnya. Warna bulu burung puyuh ini berwarna coklat keemasan. Sehingga banyak juga masyarakat Indonesia menyebutnya sebagai puyuh Golden.  Produksi puyuh ini juga sama dengan lokal atau Coutunix Japonica, yaitu 250 hinnga 300 butir pertahun. Kelebihan puyuh ini adalah memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan puyuh lokal. Oleh karena warna bulun yang berwarna coklat keemasan dan daya tahan tubuh yang kuat masyarakat Indonesia banyak yang membudidayaan puyuh yang satu ini.

Puyuh Albino

Puyuh dengan jenis Bob White atau Albino : Puyuh Albino adalah  merupakan burung puyuh yang di duga berasal dari keturunan gen resesif puyuh Courtunix Japonica. Puyuh yang banyak dibudidayakan oleh peternakan yang besar ini memiliki sifat dan performa sebagai berikut :
Puyuh ini memiliki warna bulun yang hampir atau bahkan 100% putih. Ukuran tubuh lebih besar dari ukuran lokal.
Memiliki daya penglihatan yang kurang baik atau rabun yang diakibatkan dengan mata merah dan tembus pandang. Yang mengakibatkan pemandangan kurang maksimal. Jika pemeliharaan di gabung dengan puyuh jenis lainnya, sering kali matanya dipatok oleh puyuh yang lainnya. Pemeliharaan disarankan masing-masing individu memiliki sangkar sendiri. Kelebihan puyuh ini adalah produksi telur terkadang melebihi puyuh lain. Namun ada juga kekurangan ini, yaitu :
tingkat kematian cukup tinggi
rasio jantan dan betina adalah 30 : 70 ( dalam penetasan/ hatchries )
Dada pada jantan berwarna putih polos dan pada betina berwarna abu-abu yang samar

Puyuh Bangkok

Puyuh dengan jenis Puyuh Bangkok atau malond  : puyuh yang satu ini adalah puyuh yang memiliki postur tubuh yang lebih besar bila dibandingkan dengas puyuh petelur lainnya. Biasanya puyuh ini dipelihara khusus untuk mengambil dagingnya. Karena pada usia 40 – 50 hari rata rata puyuh ini sudah dapat dipotong dengan berat daging bersih rata rata 200 gram hingga 250 gram perekor ( daging beku ).  Untuk didaerah pulau Jawa yang menggunakan sistem penjualan telur dengan satuan kiloan maka banyak juga menggunakan bibit puyuh hasil persilangan dengan puyuh bangkok atau malond. Dengan persilangan kedua puyuh ini biasanya disebut puyuh blaster. Puyuh ini memiliki ukuran telur yang relatif lebih besar dari puyuh petelur lainnya.  Untuk masa produksi memiliki sifat yang sama dengan lokal atau Courtunix Japonica.

Baca juga Jamu Herbal Untuk Unggas (Puyuh Dan Ayam)

puyuh malon untuk blaster

puyuh malond

Demikianlah beberapa jenis puyuh yang biasa diternakkan di seluruh Indonesia

Sumber duniaunggas.com dan berbagai sumber.

About the author

admin

Add Comment

Leave a Comment